8 May 2014

Jomblo Disease

A. Definisi
   Jomblo  Disease adalah suatu keadaan yang diderita oleh seseorang yang tidak memiliki pasangan hidup. Umumnya, penyakit ini memiliki gambaran khas histo PA berupa krenasi hepatosit. Penyakit ini dapat menyerang individu berbagai usia, baik golongan usia remaja, dewasa muda, bahkan dewasa tua.

B. Etiologi
    Penyebab Jomblo Disease ialah adanya ketidakcocokan antara reseptor antigen dan antibodi pada kromosom XX (wanita) dan kromosom XY (pria) sehingga menyebabkan terputusnya ikatan kimia (chemistry) pada kedua belah pihak.

C. Faktor Predisposisi
  1. Genetik: Yang paling berperan dalam faktor ini ialah segi paternal dan maternalnya. Dimana, hasil penelitian menunjukan bahwa anak yang diwariskan kromosom tampan dari pihak ayah dan kromosom cantik dari pihak ibu akan memiliki risiko lebih kecil mengalami Jomblo Disease. Sedangkan, apabila segi paternal dan maternalnya mewariskan kromosom jelek maka akan semakin meningkatkan risiko paparan penyakit ini kepada keturunannya.
  2. Jenis kelamin: Jomblo disease lebih banyak diderita oleh individu dengan penyimpangan orientasi seksual.
  3. Berat badan: Yang paling berperan dalam faktor ini ialah BMI/Body Mass Index, dimana pada individu dengan BMI 18,5 - 22,9 (Normal) memiliki persentase kecil kemungkinannya untuk terjangkit penyakit ini. Sedangkan pada individu dengan BMI < 18,5 (Underweight) dan BMI > 23 (Pra obese dan obese) akan mengalami peningkatan risiko paparan penyakit ini, kecuali jika pasangan anda adalah tipikal orang yang tidak mempermasalahkan fisik dalam mencari pasangan hidup. (Jangan sumringah dulu, mblo.. yakin jaman sekarang masih ada tipikal orang yang seperti itu?)
  4. Sosio-ekonomi: Riset menunjukkan bahwa individu dengan sosio-ekonomi rendah lebih mudah terjangkit penyakit ini. Apalagi jika gebetan anda termasuk dalam kategori individu yang materialistis.

D. Klasifikasi dan Gejala
1. Jomblo Akut: jomblo yang diderita selama < 3 bulan. Penderita Jomblo  Akut mengalami gejala angina pektoris, headache, migrain, insomnia, depresi, dan epifora.

2. Jomblo Kronis: jomblo yang diderita selama > 3 bulan. Penderita Jomblo Kronis mengalami gejala anxiety disorder, gelisah karena tidak lekas kunjung jodoh, anemia (lemah, letih, lesu, lunglai jika melihat sepasang sejoli romantis di dekatnya). Jomblo kronis ini juga bisa bersifat asimptomatis apabila penderitanya sedang dalam fase nyaman dengan kesendiriannya, hal ini disebut juga sebagai Jomblo Fisiologis.

3. Jomblo Kongenital: jomblo yang diderita sejak neonatus. Biasanya penderita Jomblo Kongenital menunjukan adanya gejala penyimpangan orientasi seksual berupa pecinta sesama jenis kelamin. Ciyuusss mbak bro.. mas sist.. homo dan lesbi tidak bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang fisiologis, itu mutlak patologis.

E. Komplikasi
Jomblo Disease yang tidak segera mendapatkan terapi secara tepat dan adekuat akan berlanjut progresif bahkan menyebabkan timbulnya berbagai komplikasi pada organ-organ tubuh penderita. Berbagai komplikasi yang dapat terjadi, antara lain:
  1. Komplikasi pada sistem saraf pusat: berupa penurunan kesadaran pada penderita.

    2. Komplikasi pada organ mata: berupa peningkatan Tekanan Intra Okuler yang dapat menyebabkan terjadinya penyempitan lapang pandang penderita.

    3. Komplikasi pada organ paru: terjadi invasi mikroorganisme patogen berupa fungi Aspergillus sp yang menyerang paru-paru penderita.


    4. Komplikasi pada organ ginjal: ditandai dengan adanya gangguan fungsi ginjal yang berperan dalam erythropoesis, regulasi keseimbangan asam-basa tubuh, serta regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit.

    5. Komplikasi pada sistem gastrointestinal: Komplikasi yang terjadi pada saluran pencernaan berupa peningkatan sekresi HCl atau asam lambung yang berlebihan disertai dengan peningkatan peristaltik usus.
     
    6. Komplikasi pada glandula mammae: Komplikasi ini terjadi pada penderita wanita.


    F. Terapi
    Terapi Jomblo Disease adalah.....