28 February 2014

SISTEM SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA

FUNGSI SIRKULASI DARAH

Fungsi sirkulasi adalah untuk melayani kebutuhan jaringan; untuk mentranspor nutrien ke jaringan, untuk mentranspor produk-produk yang tidak berguna bagi tubuh, untuk mengantarkan hormon dari satu organ ke organ yang lain, dan secara umum untuk memelihara lingkungan yang sesuai dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar dapat bertahan hidup secara optimal, serta untuk fungsi metabolisme sel-sel tubuh.


PEMBULUH DARAH

Sirkulasi darah pada tubuh manusia memiliki saluran khusus yang dikenal sebagai pembuluh darah. Secara garis besar terdapat 2 macam pembuluh darah, yaitu Vena dan Arteri, tetapi masing-masing pembuluh darah tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis pembuluh darah sesuai dengan ukuran dan fungsinya.

1. Arteri

Merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dibawah tekanan tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Arteri memiliki dinding vaskular yang kuat, dan di dalamnya darah mengalir dengan kecepatan tinggi.

2. Arteriol

Merupakan cabang terkecil dari sistem arteri dan berfungsi sebagai katub kendali, di mana darah akan dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol juga memiliki dinding otot kuat yang mampu menutup arteriol sama sekali atau memungkinkannya untuk melakukan dilatasi, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengatur aliran darah ke kapiler sebagai responnya terhadap kebutuhan jaringan.

3. Kapiler

Berfungsi untuk pertukaran cairan, nutrisi, elektrolit, hormon, dan bahan-bahan lainnya antara darah dengan cairan interstitial. Untuk peran ini, dinding kapiler bersifat sangat tipis dan permeabel untuk zat-zat bermolekul kecil.

4. Venule

Berfungsi untuk mengumpulkan darah dari kapiler. Venule merupakan cabang vena yang terkecil dan secara bertahap akan bergabung menjadi vena yang semakin besar ukurannya.

5. Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dari seluruh jaringan tubuh ke jantung. Sama pentingnya dengan arteri, vena bertindak sebagai penampung utama darah. Bedanya, sistem vena memiliki tekanan yang sangat rendah dan memiliki lapisan dinding yang lebih tipis. Meskipun demikian, dinding vena mempunyai otot yang dapat menyebabkan vena berkontraksi (vasokonstriksi/lumen vena menjadi lebih sempit) dan juga dapat melebar (vasodilatasi). Dengan demikian vena bertindak sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan bergantung pada kebutuhan tubuh.

KLASIFIKASI DAN MEKANISME SIRKULASI

Sirkulasi dalam tubuh manusia dibagi menjadi 2: Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi Pulmonal. Sirkulasi Sistemik ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke seluruh tubuh kecuali paru-paru, sedangkan Sirkulasi Pulmonal ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke paru untuk mengadakan pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
Proses Sirkulasi Sistemik diawali dengan aliran darah dari seluruh jaringan tubuh menuju Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior, melalui Vena tersebut darah akan masuk ke dalam Atrium Kanan Jantung lalu melewati katub tricuspid dan masuk ke dalam Ventrikel Kanan Jantung. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Pulmonal, darah yang telah tertampung di dalam ventrikel kanan tadi akan dipompa menuju paru melewati Arteri Pulmonalis. Di dalam jaringan paru inilah akan terjadi proses difusi gas, yaitu pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida, di mana karbondioksida akan dilepaskan untuk dihembuskan keluar tubuh melalui exhalasi (menghembuskan napas) dan oksigen yang diperoleh dari inhalasi (menarik napas) akan diikat oleh erythrocyte/sel darah merah untuk disebarkan ke sel-sel tubuh. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Sistemik lagi, di mana darah dari dalam paru (kaya akan oksigen) akan keluar dari paru dan masuk ke dalam Atrium Kiri Jantung melalui Vena Pulmonalis, kemudian darah tersebut akan melewati katub mitral dan masuk ke dalam Ventrikel Kiri Jantung. Darah yang tertampung dalam ventrikel kiri tadi akan dipompa ke aorta (arteri terbesar pada tubuh manusia) untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Darah yang telah mengalir dalam arteri akan mengalami difusi gas pada target organ dan proses tersebut terjadi di dalam struktur pembuluh darah kapiler yang terdapat pada target organ. Setelah mengalami difusi gas dalam kapiler, darah akan memasuki venule (vena kecil) yang selanjutnya akan terus mengalir ke vena-vena tubuh hingga tertampung kembali ke Vena Cava dan proses yang telah saya jelaskan di awal tadi akan terulang kembali. Begitu seterusnya karena proses  ini tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup.


DIFUSI GAS

Organ paru memiliki struktur alveoli yang berperan penting pada proses pernapasan karena di alveoli terdapat pembuluh darah kapiler untuk proses difusi gas oksigen/O2 dari alveoli ke kapiler paru dan difusi karbondioksida/CO2 dari darah ke alveoli paru.
Semua gas yang berhubungan dengan fisiologi pernapasan adalah molekul-molekul sederhana yang dapat bergerak bebas satu sama lain, proses ini disebut difusi. Proses difusi ini terjadi melalui membran di seluruh bagian terminal paru, tidak hanya dalam alveoli itu sendiri. Membran ini secara bersama-sama dikenal sebagai membran pernapasan atau membran paru yang memiliki beberapa lapisan, antara lain: (1) lapisan cairan yang melapisi alveolus dan berisi surfaktan untuk mengurangi tekanan permukaan cairan alveolus, (2) epitel alveolus yang terdiri dari sel epitel yang tipis, (3) membran basalis epitel, (4) ruang interstitial tipis di antara epitel alveolus dan membran kapiler, (5) membran basalis kapiler yang pada beberapa tempat bersatu dengan membran basalis epitel, dan (6) membran endotel kapiler. Meskipun lapisannya banyak, tetapi ketebalan membran pernapasan ini sangat tipis. Diameter rata-rata kapiler paru juga sangat kecil, sehingga membran eritosit/sel darah merah di dalamnya  dapat bersentuhan langsung dengan dinding kapiler, hal ini menyebabkan O2 dan CO2 tidak perlu melewati sejumlah besar plasma ketika berdifusi di antara alveoli dan eritrosit sehingga dapat meningkatkan kecepatan difusi tersebut.
Gambar (a) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di paru:
O2 dari alveoli menembus membran pernapasan dan masuk ke kapiler paru untuk berikatan dengan hemoglobin di dalam eritrosit, membentuk ikatan yang disebut Oxyhemoglobin. Sedangkan CO2 dari plasma menembus kapiler paru dan masuk ke alveoli, selanjutnya CO2 akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi pernapasan.
Gambar (b) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di jaringan:
Ikatan Oxyhemoglobin dalam eritrosit akan terlepas sehingga O2 akan keluar dari eritrosit dan menembus dinding kapiler untuk masuk ke dalam sel-sel jaringan. Sedangkan CO2 dari sel jaringan akan masuk ke kapiler dan berikatan dengan senyawa H2O/air di dalam plasma.


Referensi: - Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 oleh Guyton & Hall
                 - Diktat Kuliah Ilmu Faal


Itulah sedikit ulasan mengenai sistem sirkulasi darah yang bisa aku share lewat blog ini. Semoga bermanfaat dan bisa membantu para pembaca :)


11 February 2014

FAAL JANTUNG

Struktur Jantung

Jantung atau Cor merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi untuk memompa darah agar dapat tersuplai ke seluruh tubuh. Jantung terdiri atas 2 pompa yang terpisah, yakni jantung kanan (Cor Dextra) dan jantung kiri (Cor Sinistra). Jantung kanan bertugas untuk memompa darah ke paru atau pulmo, sedangkan jantung kiri bertugas untuk memompa darah ke organ-organ perifer atau ke seluruh tubuh. Setiap bagian jantung tersebut memiliki satu atrium dan satu ventrikel. Atrium berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel. Sedangkan ventrikel menyediakan tenaga utama untuk memompa darah keluar jantung, baik ke sirkulasi pulmonal maupun sirkulasi perifer.
Jantung juga memiliki struktur katup yang memisahkan bilik jantung yang satu dengan bilik jantung lainnya maupun memisahkan bilik jantung dengan rongga pembuluh darah besar. Katup AV atau katup Atrioventrikular, terdiri atas katup Trikuspid (memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan) dan katup Mitral (memisahkan atrium kiri dengan ventrikel kiri). Katup AV berfungsi untuk mencegah darah di dalam ventrikel mengalami aliran balik menuju ke atrium selama fase kontraksi jantung. Sedangkan katup Semilunar terdiri atas katup Pulmonal (memisahkan ventrikel kanan dengan Arteri Pulmonalis) dan katup Aorta (memisahkan ventrikel kiri dengan Aorta). Katup Semilunar berfungsi untuk mencegah aliran balik darah dari dalam Aorta dan Arteri Pulmonalis kembali ke ventrikel selama fase relaksasi jantung. Katup-katup tersebut menutup dan membuka secara pasif, katup akan menutup sewaktu gradien tekanan balik mendorong darah kembali ke belakang, dan katup tersebut akan membuka sewaktu gradien tekanan mendorong ke arah depan.


Fungsi Atrium Sebagai Pompa Primer

Dalam keadaan normal, darah mengalir secara terus-menerus dari pembuluh darah vena menuju ke atrium. Sekitar 75% dari darah tersebut akan mengalir langsung melewati atrium dan masuk ke dalam ventrikel bahkan sebelum atrium berkontraksi. Selanjutnya, kontraksi atrium biasanya menyebabkan penambahan pengisian ventrikel sebesar 25%. Oleh sebab itulah, atrium dikatakan berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas pompa ventrikel sebanyak 25%.


Fungsi Ventrikel Sebagai Pompa

1. Ventricular Filling

Sejumlah besar darah dari vena berkumpul di dalam atrium karena katup AV tertutup. Setelah tekanan ventrikel menurun, tekanan yang cukup tinggi di dalam atrium akan mendorong katup AV agar terbuka sehingga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel. Periode pengisian tersebut berlangsung pada sepertiga pertama dari fase diastolik. Kemudian selama sepertiga kedua dari fase diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang mengalir ke dalam ventrikel (merupakan darah yang terus mengalir masuk dari vena ke atrium yang kemudian langsung masuk ke ventrikel). Selama periode sepertiga akhir dari fase diastolik, atrium berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terhadap aliran darah dari atrium masuk ke dalam ventrikel.  

2. Isovolumic Contraction

Segera sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan katup AV menutup. Selanjutnya, diperlukan beberapa waktu bagi ventrikel agar dapat membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katub Semilunar. Sebenarnya selama periode ini hanya terjadi kontraksi di dalam ventrikel, namun belum ada pengosongan ventrikel. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi Isometrik atau Isovolemik, yang berarti ada kenaikan ketegangan di dalam otot namun tidak terjadi pemendekan serat-serat otot yang dapat menimbulkan kontraksi.

3. Ventricular Ejection 

Bila tekanan pada ventrikel kiri meningkat di atas 80 mmHg dan tekanan ventrikel kanan meningkat di atas 8 mmHg, maka tekanan ventrikel ini akan segera mendorong katup semilunar supaya terbuka, diikuti dengan mengalir keluarnya darah dari ventrikel. Sekitar 70% dari proses pengosongan terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30% sisanya terjadi selama dua pertiga berikutnya. Waktu sepertiga pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu dua pertiga terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat.

4. Isovolumic Relaxation

Relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba sehingga tekanan intraventrikular menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di dalam arteri besar yang berdilatasi akan segera mendorong darah kembali ke ventrikel, di mana hal tersebut menyebabkan aliran darah tersebut menutup katup Semilunar dengan keras. Selama periode ini, tekanan intraventrikular menurun dengan cepat sekali ke tekanan diastoliknya yang sangat rendah. Selanjutnya katup AV akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru.
 

Siklus Jantung

Setiap siklus dimulai dari pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam SA node, potensial aksi tersebut akan menjalar dengan cepat melalui kedua atrium dan kemudian melalui AV node akan menuju ke ventrikel. Pada pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan adanya keterlambatan penjalaran impuls. Keadaan ini menyebabkan atrium berkontraksi terlebih dahulu dibandingkan ventrikel, sehingga atrium akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum terjadinya kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut Diastole, yaitu periode pengisian jantung oleh darah. Kemudian diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut Sistole. Fase sistolik terdiri atas periode Isovolumic Contraction dan periode Ejection. Sedangkan fase diastolik terdiri atas periode Isovolumic Relaxation dan Ventricular Filling (Rapid Inflow, Diastasis, dan Rapid Inflow).


1. Isovolumic Contraction

Volume ventrikel tetap, tekanan atrium meningkat akibat katup AV cembung ke arah atrium, tekanan ventrikel meningkat > tekanan atrium, tekanan aorta tetap, katup AV menutup dan menimbulkan suara jantung I, EKG: gelombang QRS kompleks.

2. Ejection

Volume ventrikel menurun, tekanan atrium awalnya menurun kemudian meningkat oleh karena pengisian venous return, tekanan ventrikel meningkat lalu menurun, tekanan aorta meningkat lalu menurun, katup aorta terbuka, EKG: gelombang T.

3. Isovolumic Relaxation

Volume ventrikel tetap, tekanan atrium meningkat, tekanan ventrikel menurun, tekanan aorta meningkat > tekanan ventrikel, katup Semilunar menutup dan menimbulkan suara jantung II, EKG: akhir gelombang T.

4. Rapid Inflow

Volume ventrikel meningkat, tekanan atrium tetap (rendah) > tekanan ventrikel, tekanan ventrikel tetap (rendah) < tekanan atrium, tekanan aorta menurun tetapi > tekanan ventrikel, katup AV terbuka, timbul suara jantung III oleh karena pengisian cepat (fonogram), EKG: Isoelectric.

5. Diastasis

Volume ventrikel meningkat, tekanan atrium tetap (rendah) > tekanan ventrikel, tekanan ventrikel tetap (rendah) < tekanan atrium, tekanan aorta menurun tetapi > tekanan ventrikel, EKG: gelompang P sesaat sebelum kontraksi atrium atau depolarisasi atrium.

6. Atrial sistole

Volume ventrikel meningkat, akibat kontraksi atrium maka terjadi peningkatan tekanan atrium > tekanan ventrikel, tekanan ventrikel meningkat < tekanan atrium, tekanan aorta menurun tetapi > tekanan ventrikel, timbul suara jantung IV akibat pengisian oleh atrial sistole (fonogram), EKG: gelombang P akhir diikuti dengan QRS kompleks sesaat sebelum kontraksi ventrikel.

Hubungan Antara Siklus Jantung Dengan Gambaran EKG

Gelombang P, Q, R, S, T yang ditunjukkan oleh elektrokardiogram diperoleh dari tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung. Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolarisasi melewati atrium yang diikuti oleh kontraksi atrium, sehingga menyebabkan kurva tekanan atrium naik sedikit segera sesudah timbul gelombang P. Kompleks QRS merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel, yang mengawali kontraksi ventrikel dan menyebabkan tekanan ventrikel mulai meningkat. Oleh karena itu, kompleks QRS mulai sesaat sebelum sistolik ventrikel. Gelombang T mewakili tahap repolarisasi ventrikel, yaitu waktu dimana serat-serat otot ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang T terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel.

Pengaturan Pompa Jantung

Terdapat 2 makna yang mendasari pengaturan volume darah yang dipompakan oleh jantung, antara lain:

1. Pengaturan Intrinsik Pompa Jantung (Frank-Starling Mechanism)

Jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya ditentukan oleh kecepatan aliran darah yang masuk ke dalam jantung yang berasal dari vena-vena. Ini berarti bahwa, setiap jaringan perifer pada tubuh mengatur aliran darahnya sendiri, dan jumlah seluruh aliran darah setempat yang mengalir melewati semua jaringan perifer akan kembali melalui vena-vena ke dalam atrium kanan. Jantung kemudian secara otomatis akan memompa darah yang masuk ini mengalir ke dalam arteri-arteri sistemik, sehingga darah tersebut dapat mengalir kembali mengelilingi sirkulasi.Kemampuan intrinsik jantung untuk beradaptasi terhadap volume yang berubah-ubah akibat aliran masuk darah, disebut sebagai mekanisme Frank-Starling dari jantung. Secara mendasar, mekanisme Frank-Starling ialah semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, maka semakin besar pula kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompakan ke dalam aorta. Bila sejumlah darah mengalir ke dalam ventrikel, maka otot jantung akan meregang, Keadaan ini selanjutnya akan menyebabkan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga volume darah yang dapat terpompa semakin besar.

2. Pengaturan Jantung Oleh Sistem Simpatis Dan Parasimpatis (Vagus)

Jumlah darah yang dipompa oleh jantung per menit disebut Cardiac Output (curah jantung), Cardiac output dapat ditingkatkan melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, cardiac output juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui perangsangan parasimpatis (vagus).
Rangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, meningkatkan volume darah yang dipompa, dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis dapat meningkatkan curah jantung. Sebaliknya, penghambatan sistem saraf simpatis dapat digunakan untuk menurunkan pompa jantung ke tingkat moderate, dengan cara sebagai berikut: Pada keadaan normal,  serat saraf simpatik ke jantung secara terus menerus melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan oleh jantung. Jika aktivitas saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini akan menyebabkan penurunan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel, sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung.
Rangsangan parasimpatis (vagus) yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung, menurunkan kekuatan kontraksi otot, dan menurunkan pemompaan ventrikel.


Sistem Konduksi Jantung
Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus yang berperan untuk membangkitkan impuls-impuls ritmis yang menyebabkan timbulnya kontraksi ritmis otot jantung dan untuk mengkonduksikan impuls tersebut dengan cepat ke seluruh jantung. Sistem konduksi jantung yang mengatur kontraksi jantung terdiri atas Nodus Sinoatrial (SA Node),  Jalur Internodus, Nodus Atrioventrikular (AV node), Berkas Atrioventrikular (Bundle of His), dan Serat Purkinje.
SA node merupakan kepingan otot khusus yang terletak di dalam dinding lateral superior dari atrium kanan tepat di sebelah bawah Vena Cava Superior. Serat SA node secara langsung berhubungan dengan serat-serat atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai di dalam SA node akan segera menyebar pada atrium.
Kebanyakan serat-serat jantung mempunyai kemampuan perangsangan sendiri (self excitation), yang merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan kontraksi ritmis secara otomatis. Hal ini memang benar adanya, bahwa serat-serat jantung merupakan sistem konduksi yang khusus, dan bagian sistem tersebut yang memperlihatkan perangsangan sendiri adalah serat-serat SA node. Perangsangan sendiri pada serat-serat SA node diawali oleh tingginya konsentrasi ion Natrium bermuatan positif di dalam cairan ekstraseluler, sedangkan serat SA node dalam kondisi beristirahat memiliki muatan listrik negatif. Ion Natrium yang bermuatan positif cenderung akan masuk ke dalam. Masuknya ion Natrium yang bermuatan positif menyebabkan peningkatan potensial membran. Saat potensial mencapai ambang batas voltase, maka Na-Ca Channel menjadi aktif sehingga menyebabkan ion Kalsium dan Natrium masuk dengan cepat dan menimbulkan potensial aksi. Oleh karena itu, pada dasarnya sifat pembocoran serat SA node terhadap ion-ion Natrium menyebabkan timbulnya perangsangan sendiri.

Potensial aksi yang berasal dari SA node akan menjalar pada jalur internodus untuk disebarkan ke seluruh bagian atrium dan juga ke AV node. AV node terletak pada dinding posterior septum atrium kanan, tepat di belakang katup Trikuspid.

Sistem konduksi diatur sedemikian rupa sehingga impuls jantung tidak akan menjalar terlalu cepat dari atrium menuju ke ventrikel. Dengan demikian,  penundaan ini akan memberikan waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai. AV node beserta serat-serat konduksinya lah yang berperan memperlambat penghantaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Mekanisme perlambatan tersebut terjadi setelah impuls berjalan melalui jalur internodus, impuls akan mencapai AV node kira-kira 0,03 detik sesudah keluar dari SA node. Kemudian penundaan lebih lanjut terjadi selama 0,09 detik di dalam AV node sendiri sebelum impuls masuk ke Bundle of His, di mana impuls akan dijalarkan ke ventrikel.

Bagian distal dari AV node akan berjalan ke bawah pada septum interventrikular menuju ke apeks jantung. Selanjutnya AV node akan membelah menjadi Bundle Branches (berkas cabang kiri dan kanan) yang terletak di kedua sisi septum interventrikular dan berkas tersebut akan memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil (serat purkinje), berjalan mengelilingi tiap ruang ventrikel dan kembali menuju basis jantung.
Serat purkinje memiliki karakteristik fungsional yang berlawanan dengan fungsi serat AV node karena serat purkinje dapat menjalarkan impuls jantung lebih cepat ke seluruh sistem ventrikular. Penjalaran potensial yang sangat cepat oleh serat purkinje disebabkan oleh tingkat permeabilitas taut celah (gap junction) yang makin tinggi pada intercalated disc sel-sel otot jantung yang saling berderet menyusun serat-serat purkinje. Oleh karena itu, ion-ion dapat dihantarkan dengan mudah dari satu sel ke sel lainnya, sehingga meningkatkan kecepatan penjalaran.

1. Pengaturan Irama Dan Konduksi Jantung Oleh Saraf Parasimpatis

Saraf Parasimpatis (vagus) terutama disebarkan ke SA node dan AV node, sebagian kecil akan menyebar ke otot atrium dan ventrikel dalam jumlah sangat sedikit. Rangsangan saraf parasimpatis  yang menuju ke jantung akan menyebabkan pelepasan hormon Asetilkolin (Ach) pada ujung saraf vagus. Hormon ini memiliki 2 pengaruh utama pada jantung. Pertama, hormon ini dapat menurunkan frekuensi irama SA node. Kedua, hormon ini akan menurunkan eksitabilitas Bundle of His, sehingga akan memperlambat penjalaran impuls jantung yang menuju ke ventrikel. Perangsangan saraf parasimpatis yang lemah hingga sedang akan memperlambat kecepatan pompa jantung sampai mencapai setengah dari normalnya. Tetapi perangsangan saraf parasimpatis yang kuat dapat menghentikan perangsangan ritmik dari SA node atau dapat menhambat penjalaran impuls jantung yang melalui jalur penghubung AV.

2. Pengaturan Irama Dan Konduksi Jantung Oleh Saraf Simpatis

Perangsangan saraf simpatis pada jantung akan menimbulkan beberapa pengaruh. Pertama, perangsangan ini akan meningkatkan kecepatan lepasan SA node. Kedua, perangsangan ini akan meningkatkan kecepatan konduksi dan tingkat eksitabilitas di semua bagian jantung. Ketiga, perangsangan ini meningkatkan kekuatan kontraksi semua otot jantung, baik atrium maupun ventrikel. Perangsangan saraf simpatis akan melepaskan hormon norepinefrin pada ujung saraf simpatis. Hormon ini dapat meningkatkan permeabilitas membran terhadap Natrium dan Kalsium. Pada SA node, peningkatan permeabilitas terhadap Natrium akan menyebabkan potensial membran istirahat lebih positif dan peningkatan kecepatan perubahan potensial membran menuju ke nilai ambang sehingga terjadi perangsangan sendiri, dan dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung. Pada AV node, peningkatan permeabilitas terhadap Natrium akan membuat potensial aksi lebih mudah merangsang setiap serat otot jantung berikutnya, sehingga akan menurunkan waktu penjalaran dari atrium ke ventrikel. Sedangkan peningkatan permeabilitas terhadap Kalsium dapat meningkatkan kontraksi otot jantung sebab ion Kalsium berperan pada proses kontraksi serat-serat miofibril. Kesimpulannya, perangsangan saraf simpatis akan meningkatkan seluruh aktivitas jantung.

Referensi: - Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 oleh Guyton & Hall
                 - Diktat Kuliah Ilmu Faal

Itulah sedikit ulasan mengenai ilmu faal jantung yang bisa aku share lewat blog ini. Sebenarnya masih banyak lagi ilmu faal jantung yang lainnya, InsyaAllah mungkin akan aku post  ke blog ini di lain waktu. Semoga bermanfaat dan bisa membantu para pembaca :)

4 February 2014

KEGAGALAN MERUPAKAN MOTIVASI

(Continuing of Awal Mula Takdirku...)

"Ada yang masuk FK karena orang tua?" pertanyaan seorang petinggi FK saat memberikan pidato di acara ospek mahasiswa baru. Ingin rasanya mengacungkan tangan, tapi aku takut.
"Biasanya yang sekolah FK bukan atas dasar keinginan sendiri, nanti akan terhambat pendidikannya." kata beliau melanjutkan.
"Ah belum tentu, tergantung dari diri mereka sendiri." jawabku dalam hati.

And then shit happens!
Pendidikanku di FK tidak berjalan begitu mulus, ternyata benar apa yang dulu dikatakan oleh beliau. Beberapa tahun bertahan di FK Universitas tersebut, akhirnya kesabaranku telah habis dan aku memutuskan untuk pindah ke FK Universitas lain. Hal ini aku lakukan bukan karena drop out dari FK Universitas sebelumnya lho ya. Sumpah Demi Allah bukan karena drop out (amit-amit), tetapi memang aku sendiri yang memutuskan untuk pindah karena aku merasakan situasi yang kurang kondusif di Universitas sebelumnya. Yang terbesit dalam pikirkanku ialah jika aku bertahan di Universitas tersebut dalam jangka waktu yang lama, ijazahku nanti akan mengisyaratkan atau secara tidak langsung memberitahukan kalau aku tidak lulus tepat waktu. Logikanya, dari nomor induk mahasiswa dan tahun pengeluaran ijazahnya kan terlihat jelas kita masuk angkatan berapa dan lulus tahun berapa. Rumah sakit mana yang mau menerima dan mempekerjakan seorang dokter yang molor lulusnya atau Universitas mana yang mau menerima calon PPDS yang molor lulusnya, sebab molor lulusnya itu seolah-olah mengindikasikan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang bodoh. Ya, walaupun hal itu tidak sepenuhnya benar sih. Sedangkan jika aku pindah ke Universitas lain, maka nomor induk mahasiswaku akan berubah sesuai dengan tahun aku masuk di FK Universitas tersebut, plus aku sangat optimis dan yakin pasti bisa lulus tepat waktu di Universitas tersebut.

Singkat cerita, setelah menjalani pendidikan kedokteran di almamater baru inilah pengalaman dan perjalanan hidupku terasa sangat berbeda. Banyak pandangan hidup yang aku peroleh, hal-hal yang sebelumnya sama sekali tak terpikirkan olehku. Kalau dulu aku merasa sangat frustasi dalam menjalani sekolah kedokteran, sekarang di sini aku merasakan lebih enjoy dalam belajar dan semakin tertarik untuk menjadi seorang dokter kelak. Bahkan alasan sekolah FK karena tuntutan orang tua secara perlahan tapi pasti mulai berkurang dan menghilang. Sampai detik ini, aku tak pernah menyesali keputusanku untuk pindah. Justru aku menyesal karena tidak sejak awal bersekolah di sini. Cita-citaku pun semakin menjulang tinggi, merasakan sensasi pre-klinik Ilmu Penyakit Dalam di sini membuatku sangat ingin menjadi seorang Cardiologist atau Pulmonologist  kelak. Well, terkadang kita perlu mundur beberapa langkah agar dapat melompat lebih tinggi kan?

Hikmah yang dapat aku petik dari pengalamanku ini ialah jangan pernah menatap kegagalan sebagai sebuah hambatan. Anggaplah kegagalan tersebut hanya sebagai batu kerikil kecil dalam perjalanan atau bahkan batu loncatan untuk mencapai kesuksesan. Tanpa adanya kegagalan, kita tidak akan pernah belajar untuk memperbaiki kesalahan kita.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa di luar sana ada banyak orang yang sukses tanpa pernah merasakan kegagalan dalam hidupnya. Yup, namun jalan setiap orang pastilah berbeda-beda dan Allah SWT lebih mengetahui jalan mana yang terbaik bagi umatNya. Percayalah bahwa setiap cobaan merupakan masalah yang dihasilkan dari perbuatan diri kita sendiri, dan Allah SWT senantiasa memberikan cobaan tersebut sebagai media pembelajaran hidup bagi kita dan juga sebagai media untuk introspeksi diri kita sendiri. Jadi, tetaplah bersyukur atas segala nikmat dan cobaan yang diberikan olehNya.

As long as God still allow us to live our life, hope is there. So, don't give up yet. Always think positive and positive things will happen! :)

1 February 2014

AWAL MULA TAKDIRKU

Tentunya semua orang memiliki cita-cita, aku pun juga demikian.
Dokter? Tidak. Lalu apa cita-citaku? Menjadi seorang arsitek.

Sejak kecil aku sangat suka menggambar, bahkan aku sering ditunjuk oleh guru kesenian untuk mewakili sekolahku dalam berbagai kompetisi lomba menggambar. Sayangnya cita-citaku ini tidak mendapatkan sambutan positif dari kedua orang tuaku, terutama Papaku. Masih teringat jelas saat itu, di kala Papaku dengan menggebu menolak cita-citaku dan menuntutku untuk menjadi seorang dokter hanya karena dulu beliau sangat ingin menjadi seorang dokter namun tidak tercapai karena terhalang oleh biaya, sehingga sekarang aku dituntut untuk melanjutkan cita-citanya itu. Masih teringat jelas saat aku masih kecil, orang tuaku berkata "Menggambar terus. Mau jadi apa besarnya nanti?". Aku hanya terdiam mendengar komentar orang tuaku, memendam rasa sakit hati. Walaupun umurku masih 8 tahun saat itu, tapi aku sudah bisa merasakan perih atas pandangan sebelah mata dari orang tuaku.

Waktu terus berjalan, hingga aku duduk dibangku kelas 3 SMA. Suatu ketika ada kunjungan kakak senior dari FK salah satu Universitas swasta yg datang ke sekolahku untuk mempromosikan Fakultas Kedokterannya dan mereka menawarkan try out seleksi masuk, aku memutuskan untuk mencoba try out tersebut. Siapa tau aku bisa mendapatkan gambaran bagaimana soal-soal tes masuk FK tersebut. Singkat cerita, setelah selesai mengerjakan try out kami diperbolehkan membawa pulang soal tersebut sehingga bisa digunakan untuk belajar kembali. Aneh. Jika aku tidak ingin menjadi dokter, mengapa aku memutuskan untuk ikut try out seleksi masuk FK itu ya? Ahh... Nevermind, weirdo me!

Beberapa bulan kemudian aku datang ke Universitas tersebut, tapi kali ini aku datang untuk mendaftar sebagai mahasiswi baru dan aku datang hanya berdua dengan teman SMAku. Aku masih ingat jelas, siang itu saat pulang sekolah (masih berseragam SMA) hanya berbekal uang jajan, kartu pelajar dan pas foto, aku nekat mencoba mendaftar FK. Formulir pendaftaran aku isi saat itu dan aku kumpulkan saat itu juga, tanpa berunding dengan orang tuaku. Bahkan masalah uang sumbangan juga tidak aku rundingkan karena di kertas tertulis minimal 20 juta ya refleks aku tulis 20 juta saja. Lalu aku mendapatkan kartu peserta seleksi masuk gelombang 1 FK tersebut.

Ujian tulis seleksi masuk FK tersebut diadakan pada pertengahan bulan april. Malam hari sebelum ujian tulis, aku menceritakan kepada orang tuaku bahwa aku mencoba mendaftar FK di salah satu Universitas swasta. Orang tuaku terkejut akan hal itu, mereka sedikit geram karena aku tidak berunding terlebih dahulu dan mempertanyakan bagaimana aku memutuskan nominal uang masuk FK tersebut. Aku bercerita apa adanya, syukurlah orang tuaku tidak keberatan dan memberikan support serta doa restu untuk ujianku besok, tetapi tidak ketinggalan pula orang tuaku menasehati agar aku mencoba mendaftar ke FK Universitas negeri. "As always, never satisfied." kataku dalam hati. Ya tapi wajarlah, namanya orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk si anak.

By the way.. Alhamdulillah, ujian tulis berjalan cukup lancar karena model soalnya tidak terlalu jauh berbeda dengan soal-soal try out sebelumnya. I've tried my best, let Allah SWT do the rest of it.

Pada suatu sore di akhir bulan april. Aku mendapatkan sms dari seorang kenalanku yang merupakan mahasiswa semester 6 di FK tersebut, namanya Mas PPS (pakai inisial saja karena sekarang dia sudah beristri dan aku takut digrawuk istrinya.. maaf ya mbak). Mas PPS berkata "Selamat ya, keterima FK nya." Aku kaget setengah mati dan menanyakan kembali kebenaran berita tersebut. Dia mengatakan bahwa pengumuman mahasiswa baru gelombang 1 sudah ditempel di papan pengumuman kampus dan namaku terpampang di sana. Allahuakbar! Subhanallah! Atas restu orang tuaku, aku diterima menjadi seorang calon dokter. Fiuuhhh.. setidaknya aku bisa membahagiakan orang tuaku walaupun hanya sedikit :) Alhamdulillah, Thank You So Much My Lord!

Meskipun telah diterima sebagai mahasiswa saat aku masih menjalani pendidikan di bangku SMA, aku tidak berhenti mengejar cita-citaku yang sebenarnya untuk menjadi seorang arsitek. Aku memutuskan untuk mengikuti SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dengan pilihan pertama T. Arsitektur ITS dan pilihan kedua T. Arsitektur UB. Kali ini aku berbohong kepada orang tuaku, aku berkata bahwa aku memilih FK Unair dan FK UB. Aku masih ingat jelas, saat orang tuaku memberikan doa restu sebelum aku berangkat ke ITS untuk mengikuti SPMB, beliau berkata "Jangan lupa berdoa dulu sebelum mengerjakan dan semoga kamu keterima di FK Unair ya, Nak."
Oh God, I felt very very very terrible about this fake thing that I've done to my parents. Maafin Fani ya Pa Ma, sampai sekarang tidak berani jujur tentang masalah ini. I'm so sorry :'(

Di hari pengumuman SPMB, daftar nama mahasiswa yang diterima jalur SPMB diumumkan lewat koran Jawa Pos. Mas PPS kembali mengirimkan sms:
"Aya ikut spmb?" (Aya itu panggilan yang dia ciptakan buatku dari kata Soraya).
"ikut Kak, kenapa?"
"Nyoba fk mana?"
"Unair & UB"
Lagi-lagi aku berbohong :(
and I've got the karma. Aku tidak diterima T. Arsitektur ITS maupun UB.

Aku tersadar, selain berusaha dan berdoa ternyata restu orang tua juga sangat berpengaruh. Mungkin ini sudah takdirku dan aku tidak bisa mengelak. Toh yang membiayai pendidikanku adalah orang tua dan aku tidak bisa seenaknya sendiri memilih jalan hidup tanpa memperdulikan peran orang tuaku. Bagaimana pun juga, tidak ada orang tua yang memilihkan jalan buruk untuk anaknya, pasti mereka memilihkan jalan yang terbaik untuk anaknya. Mungkin ini yang terbaik untukku dan aku harus bersyukur karena di luar sana masih banyak anak-anak yang ingin berada di posisiku sekarang, merasakan pendidikan kedokteran. So, bagi kalian yang merasa masuk FK dengan alasan memenuhi tuntutan orang tua, coba pikirkan sekali lagi bagaimana orang tua kita berpeluh membanting tulang untuk membiayai pendidikan kita sedangkan yang perlu kita lakukan hanyalah harus belajar dengan serius. Apakah seberat itu untuk belajar bersungguh-sungguh demi menolong pasien kita kelak?


p.s. Selamat buat Mas PPS yang keterima PPDS Mata FK UB periode 2014 :) Hebat!