(Continuing of Awal Mula Takdirku...)
"Ada
yang masuk FK karena orang tua?" pertanyaan seorang petinggi FK saat
memberikan pidato di acara ospek mahasiswa baru. Ingin rasanya
mengacungkan tangan, tapi aku takut.
"Biasanya yang sekolah FK bukan atas dasar keinginan sendiri, nanti akan terhambat pendidikannya." kata beliau melanjutkan.
"Ah belum tentu, tergantung dari diri mereka sendiri." jawabku dalam hati.
And then shit happens!
Pendidikanku
di FK tidak berjalan begitu mulus, ternyata benar apa yang dulu
dikatakan oleh beliau. Beberapa tahun bertahan di FK Universitas
tersebut, akhirnya kesabaranku telah habis dan aku memutuskan untuk pindah ke FK Universitas lain. Hal ini aku lakukan bukan karena drop out dari FK Universitas sebelumnya lho ya. Sumpah Demi Allah bukan karena drop out (amit-amit),
tetapi memang aku sendiri yang memutuskan untuk pindah karena aku
merasakan situasi yang kurang kondusif di Universitas sebelumnya. Yang terbesit dalam pikirkanku ialah jika aku bertahan di Universitas tersebut dalam jangka waktu yang lama, ijazahku nanti akan mengisyaratkan atau secara tidak langsung memberitahukan kalau aku tidak lulus tepat waktu. Logikanya, dari nomor induk mahasiswa dan tahun pengeluaran ijazahnya kan terlihat jelas kita masuk angkatan berapa dan lulus tahun berapa. Rumah sakit mana yang mau menerima dan mempekerjakan seorang dokter yang molor lulusnya atau Universitas mana yang mau menerima calon PPDS yang molor lulusnya, sebab molor lulusnya itu seolah-olah mengindikasikan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang bodoh. Ya, walaupun hal itu tidak sepenuhnya benar sih. Sedangkan jika aku pindah ke Universitas lain, maka nomor induk mahasiswaku akan berubah sesuai dengan tahun aku masuk di FK Universitas tersebut, plus aku sangat optimis dan yakin pasti bisa lulus tepat waktu di Universitas tersebut.
Singkat
cerita, setelah menjalani pendidikan kedokteran di almamater baru
inilah pengalaman dan perjalanan hidupku terasa sangat berbeda. Banyak
pandangan hidup yang aku peroleh, hal-hal yang sebelumnya sama sekali
tak terpikirkan olehku. Kalau dulu aku merasa sangat frustasi
dalam menjalani sekolah kedokteran, sekarang di sini aku merasakan lebih
enjoy dalam belajar dan semakin tertarik untuk menjadi seorang dokter kelak.
Bahkan alasan sekolah FK karena tuntutan orang tua secara perlahan tapi
pasti mulai berkurang dan menghilang. Sampai
detik ini, aku tak pernah menyesali keputusanku untuk pindah. Justru aku menyesal karena tidak sejak awal bersekolah di sini.
Cita-citaku pun semakin menjulang tinggi, merasakan sensasi pre-klinik
Ilmu Penyakit Dalam di sini membuatku sangat ingin menjadi seorang Cardiologist atau Pulmonologist kelak. Well, terkadang kita perlu mundur beberapa langkah agar dapat melompat lebih tinggi kan?
Hikmah
yang dapat aku petik dari pengalamanku ini ialah jangan pernah menatap
kegagalan sebagai sebuah hambatan. Anggaplah kegagalan tersebut hanya sebagai
batu kerikil kecil dalam perjalanan atau bahkan batu loncatan untuk mencapai kesuksesan.
Tanpa adanya kegagalan, kita tidak akan pernah belajar untuk memperbaiki
kesalahan kita.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa di luar sana ada banyak orang yang sukses tanpa pernah merasakan kegagalan dalam hidupnya. Yup, namun jalan setiap orang pastilah berbeda-beda dan Allah SWT lebih mengetahui jalan mana yang terbaik bagi umatNya. Percayalah bahwa setiap cobaan merupakan masalah yang dihasilkan dari perbuatan diri kita sendiri, dan Allah SWT senantiasa memberikan cobaan tersebut sebagai media pembelajaran hidup bagi kita dan juga sebagai media untuk introspeksi diri kita sendiri. Jadi, tetaplah bersyukur atas segala nikmat dan cobaan yang diberikan olehNya.
As long as God still allow us to live our life, hope is there. So, don't give up yet. Always think positive and positive things will happen! :)
Mungkin ada yang berpendapat bahwa di luar sana ada banyak orang yang sukses tanpa pernah merasakan kegagalan dalam hidupnya. Yup, namun jalan setiap orang pastilah berbeda-beda dan Allah SWT lebih mengetahui jalan mana yang terbaik bagi umatNya. Percayalah bahwa setiap cobaan merupakan masalah yang dihasilkan dari perbuatan diri kita sendiri, dan Allah SWT senantiasa memberikan cobaan tersebut sebagai media pembelajaran hidup bagi kita dan juga sebagai media untuk introspeksi diri kita sendiri. Jadi, tetaplah bersyukur atas segala nikmat dan cobaan yang diberikan olehNya.
As long as God still allow us to live our life, hope is there. So, don't give up yet. Always think positive and positive things will happen! :)
No comments:
Post a Comment