4 February 2014

KEGAGALAN MERUPAKAN MOTIVASI

(Continuing of Awal Mula Takdirku...)

"Ada yang masuk FK karena orang tua?" pertanyaan seorang petinggi FK saat memberikan pidato di acara ospek mahasiswa baru. Ingin rasanya mengacungkan tangan, tapi aku takut.
"Biasanya yang sekolah FK bukan atas dasar keinginan sendiri, nanti akan terhambat pendidikannya." kata beliau melanjutkan.
"Ah belum tentu, tergantung dari diri mereka sendiri." jawabku dalam hati.

And then shit happens!
Pendidikanku di FK tidak berjalan begitu mulus, ternyata benar apa yang dulu dikatakan oleh beliau. Beberapa tahun bertahan di FK Universitas tersebut, akhirnya kesabaranku telah habis dan aku memutuskan untuk pindah ke FK Universitas lain. Hal ini aku lakukan bukan karena drop out dari FK Universitas sebelumnya lho ya. Sumpah Demi Allah bukan karena drop out (amit-amit), tetapi memang aku sendiri yang memutuskan untuk pindah karena aku merasakan situasi yang kurang kondusif di Universitas sebelumnya. Yang terbesit dalam pikirkanku ialah jika aku bertahan di Universitas tersebut dalam jangka waktu yang lama, ijazahku nanti akan mengisyaratkan atau secara tidak langsung memberitahukan kalau aku tidak lulus tepat waktu. Logikanya, dari nomor induk mahasiswa dan tahun pengeluaran ijazahnya kan terlihat jelas kita masuk angkatan berapa dan lulus tahun berapa. Rumah sakit mana yang mau menerima dan mempekerjakan seorang dokter yang molor lulusnya atau Universitas mana yang mau menerima calon PPDS yang molor lulusnya, sebab molor lulusnya itu seolah-olah mengindikasikan bahwa yang bersangkutan adalah orang yang bodoh. Ya, walaupun hal itu tidak sepenuhnya benar sih. Sedangkan jika aku pindah ke Universitas lain, maka nomor induk mahasiswaku akan berubah sesuai dengan tahun aku masuk di FK Universitas tersebut, plus aku sangat optimis dan yakin pasti bisa lulus tepat waktu di Universitas tersebut.

Singkat cerita, setelah menjalani pendidikan kedokteran di almamater baru inilah pengalaman dan perjalanan hidupku terasa sangat berbeda. Banyak pandangan hidup yang aku peroleh, hal-hal yang sebelumnya sama sekali tak terpikirkan olehku. Kalau dulu aku merasa sangat frustasi dalam menjalani sekolah kedokteran, sekarang di sini aku merasakan lebih enjoy dalam belajar dan semakin tertarik untuk menjadi seorang dokter kelak. Bahkan alasan sekolah FK karena tuntutan orang tua secara perlahan tapi pasti mulai berkurang dan menghilang. Sampai detik ini, aku tak pernah menyesali keputusanku untuk pindah. Justru aku menyesal karena tidak sejak awal bersekolah di sini. Cita-citaku pun semakin menjulang tinggi, merasakan sensasi pre-klinik Ilmu Penyakit Dalam di sini membuatku sangat ingin menjadi seorang Cardiologist atau Pulmonologist  kelak. Well, terkadang kita perlu mundur beberapa langkah agar dapat melompat lebih tinggi kan?

Hikmah yang dapat aku petik dari pengalamanku ini ialah jangan pernah menatap kegagalan sebagai sebuah hambatan. Anggaplah kegagalan tersebut hanya sebagai batu kerikil kecil dalam perjalanan atau bahkan batu loncatan untuk mencapai kesuksesan. Tanpa adanya kegagalan, kita tidak akan pernah belajar untuk memperbaiki kesalahan kita.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa di luar sana ada banyak orang yang sukses tanpa pernah merasakan kegagalan dalam hidupnya. Yup, namun jalan setiap orang pastilah berbeda-beda dan Allah SWT lebih mengetahui jalan mana yang terbaik bagi umatNya. Percayalah bahwa setiap cobaan merupakan masalah yang dihasilkan dari perbuatan diri kita sendiri, dan Allah SWT senantiasa memberikan cobaan tersebut sebagai media pembelajaran hidup bagi kita dan juga sebagai media untuk introspeksi diri kita sendiri. Jadi, tetaplah bersyukur atas segala nikmat dan cobaan yang diberikan olehNya.

As long as God still allow us to live our life, hope is there. So, don't give up yet. Always think positive and positive things will happen! :)

No comments: