28 February 2014

SISTEM SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA

FUNGSI SIRKULASI DARAH

Fungsi sirkulasi adalah untuk melayani kebutuhan jaringan; untuk mentranspor nutrien ke jaringan, untuk mentranspor produk-produk yang tidak berguna bagi tubuh, untuk mengantarkan hormon dari satu organ ke organ yang lain, dan secara umum untuk memelihara lingkungan yang sesuai dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar dapat bertahan hidup secara optimal, serta untuk fungsi metabolisme sel-sel tubuh.


PEMBULUH DARAH

Sirkulasi darah pada tubuh manusia memiliki saluran khusus yang dikenal sebagai pembuluh darah. Secara garis besar terdapat 2 macam pembuluh darah, yaitu Vena dan Arteri, tetapi masing-masing pembuluh darah tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis pembuluh darah sesuai dengan ukuran dan fungsinya.

1. Arteri

Merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dibawah tekanan tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Arteri memiliki dinding vaskular yang kuat, dan di dalamnya darah mengalir dengan kecepatan tinggi.

2. Arteriol

Merupakan cabang terkecil dari sistem arteri dan berfungsi sebagai katub kendali, di mana darah akan dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol juga memiliki dinding otot kuat yang mampu menutup arteriol sama sekali atau memungkinkannya untuk melakukan dilatasi, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengatur aliran darah ke kapiler sebagai responnya terhadap kebutuhan jaringan.

3. Kapiler

Berfungsi untuk pertukaran cairan, nutrisi, elektrolit, hormon, dan bahan-bahan lainnya antara darah dengan cairan interstitial. Untuk peran ini, dinding kapiler bersifat sangat tipis dan permeabel untuk zat-zat bermolekul kecil.

4. Venule

Berfungsi untuk mengumpulkan darah dari kapiler. Venule merupakan cabang vena yang terkecil dan secara bertahap akan bergabung menjadi vena yang semakin besar ukurannya.

5. Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang mentransport darah dari seluruh jaringan tubuh ke jantung. Sama pentingnya dengan arteri, vena bertindak sebagai penampung utama darah. Bedanya, sistem vena memiliki tekanan yang sangat rendah dan memiliki lapisan dinding yang lebih tipis. Meskipun demikian, dinding vena mempunyai otot yang dapat menyebabkan vena berkontraksi (vasokonstriksi/lumen vena menjadi lebih sempit) dan juga dapat melebar (vasodilatasi). Dengan demikian vena bertindak sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan bergantung pada kebutuhan tubuh.

KLASIFIKASI DAN MEKANISME SIRKULASI

Sirkulasi dalam tubuh manusia dibagi menjadi 2: Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi Pulmonal. Sirkulasi Sistemik ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke seluruh tubuh kecuali paru-paru, sedangkan Sirkulasi Pulmonal ialah sirkulasi yang menyuplai darah ke paru untuk mengadakan pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
Proses Sirkulasi Sistemik diawali dengan aliran darah dari seluruh jaringan tubuh menuju Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior, melalui Vena tersebut darah akan masuk ke dalam Atrium Kanan Jantung lalu melewati katub tricuspid dan masuk ke dalam Ventrikel Kanan Jantung. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Pulmonal, darah yang telah tertampung di dalam ventrikel kanan tadi akan dipompa menuju paru melewati Arteri Pulmonalis. Di dalam jaringan paru inilah akan terjadi proses difusi gas, yaitu pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida, di mana karbondioksida akan dilepaskan untuk dihembuskan keluar tubuh melalui exhalasi (menghembuskan napas) dan oksigen yang diperoleh dari inhalasi (menarik napas) akan diikat oleh erythrocyte/sel darah merah untuk disebarkan ke sel-sel tubuh. Proses selanjutnya diikuti dengan Sirkulasi Sistemik lagi, di mana darah dari dalam paru (kaya akan oksigen) akan keluar dari paru dan masuk ke dalam Atrium Kiri Jantung melalui Vena Pulmonalis, kemudian darah tersebut akan melewati katub mitral dan masuk ke dalam Ventrikel Kiri Jantung. Darah yang tertampung dalam ventrikel kiri tadi akan dipompa ke aorta (arteri terbesar pada tubuh manusia) untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Darah yang telah mengalir dalam arteri akan mengalami difusi gas pada target organ dan proses tersebut terjadi di dalam struktur pembuluh darah kapiler yang terdapat pada target organ. Setelah mengalami difusi gas dalam kapiler, darah akan memasuki venule (vena kecil) yang selanjutnya akan terus mengalir ke vena-vena tubuh hingga tertampung kembali ke Vena Cava dan proses yang telah saya jelaskan di awal tadi akan terulang kembali. Begitu seterusnya karena proses  ini tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup.


DIFUSI GAS

Organ paru memiliki struktur alveoli yang berperan penting pada proses pernapasan karena di alveoli terdapat pembuluh darah kapiler untuk proses difusi gas oksigen/O2 dari alveoli ke kapiler paru dan difusi karbondioksida/CO2 dari darah ke alveoli paru.
Semua gas yang berhubungan dengan fisiologi pernapasan adalah molekul-molekul sederhana yang dapat bergerak bebas satu sama lain, proses ini disebut difusi. Proses difusi ini terjadi melalui membran di seluruh bagian terminal paru, tidak hanya dalam alveoli itu sendiri. Membran ini secara bersama-sama dikenal sebagai membran pernapasan atau membran paru yang memiliki beberapa lapisan, antara lain: (1) lapisan cairan yang melapisi alveolus dan berisi surfaktan untuk mengurangi tekanan permukaan cairan alveolus, (2) epitel alveolus yang terdiri dari sel epitel yang tipis, (3) membran basalis epitel, (4) ruang interstitial tipis di antara epitel alveolus dan membran kapiler, (5) membran basalis kapiler yang pada beberapa tempat bersatu dengan membran basalis epitel, dan (6) membran endotel kapiler. Meskipun lapisannya banyak, tetapi ketebalan membran pernapasan ini sangat tipis. Diameter rata-rata kapiler paru juga sangat kecil, sehingga membran eritosit/sel darah merah di dalamnya  dapat bersentuhan langsung dengan dinding kapiler, hal ini menyebabkan O2 dan CO2 tidak perlu melewati sejumlah besar plasma ketika berdifusi di antara alveoli dan eritrosit sehingga dapat meningkatkan kecepatan difusi tersebut.
Gambar (a) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di paru:
O2 dari alveoli menembus membran pernapasan dan masuk ke kapiler paru untuk berikatan dengan hemoglobin di dalam eritrosit, membentuk ikatan yang disebut Oxyhemoglobin. Sedangkan CO2 dari plasma menembus kapiler paru dan masuk ke alveoli, selanjutnya CO2 akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi pernapasan.
Gambar (b) di atas menunjukan proses difusi O2 dan CO2 yang terjadi di jaringan:
Ikatan Oxyhemoglobin dalam eritrosit akan terlepas sehingga O2 akan keluar dari eritrosit dan menembus dinding kapiler untuk masuk ke dalam sel-sel jaringan. Sedangkan CO2 dari sel jaringan akan masuk ke kapiler dan berikatan dengan senyawa H2O/air di dalam plasma.


Referensi: - Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 oleh Guyton & Hall
                 - Diktat Kuliah Ilmu Faal


Itulah sedikit ulasan mengenai sistem sirkulasi darah yang bisa aku share lewat blog ini. Semoga bermanfaat dan bisa membantu para pembaca :)


2 comments:

nilla oechiel said...

thanks yach.. dapat ilmu lagii

ardi said...

Kalo beli buku nya dmna yah bisa kasih tau